Love . Laugh . Life . Travel . Backpacker . Kuliner

Latest Posts

Yang Lalu Biar Berlalu - La Tahzan

By 21.29


Mengingat dan mengenang masa lalu, kemudian bersedih atas nestapa 
dan kegagalan didalamnya merupakan tindakan bodoh dan gila. Itu, sama 
artinya dengan membunuh semangat, memupuskan tekad dan mengubur 
masa depan yang belum terjadi.
 La Tahzan Bagi orang yang berpikir, berkas-berkas masa lalu akan dilipat dan tak 
pernah dilihat kembali. Cukup ditutup rapat-rapat, lalu disimpan dalam 
'ruang' penglupaan, diikat dengan tali yang kuat dalam 'penjara' pengacuhan 
selamanya. Atau, diletakkan di dalam ruang gelap yang tak tertembus 
cahaya. Yang demikian, karena masa lalu telah berlalu dan habis. Kesedihan 
tak akan mampu mengembalikannya lagi, keresahan tak akan sanggup 
memperbaikinya kembali, kegundahan tidak akan mampu merubahnya 
menjadi terang, dan kegalauan tidak akan dapat menghidupkannya kembali, 
karena ia memang sudah tidak ada. 
Jangan pernah hidup dalam mimpi buruk masa lalu, atau di bawah 
payung gelap masa silam. Selamatkan diri Anda dari bayangan masa lalu! 
Apakah  A n da ingin mengembalikan air sungai ke hulu, matahari ke 
tempatnya terbit, seorok bayi ke perut ibunya, air susu ke payudara sang 
ibu, dan air mata ke dalam kelopak mata? Ingatlah, keterikatan An da 
dengan masa lalu, keresahan Anda atas apa yang telah terjadi padanya, 
keterbakaran emosi jiwa Anda oleh api panasnya, dan kedekatan jiwa Anda 
pada pintunya, adalah kondisi yang sangat naif, ironis, memprihatinkan, 
dan sekaligus menakutkan. 
Membaca kembali lembaran masa lalu hanya akan memupuskan masa 
depan, mengendurkan semangat, dan menyia-nyiakan waktu yang sangat 
berharga. Dalam al-Qur'an, setiap kali usai menerangkan kondisi suatu kaum 
dan apa saja yang telah mereka lakukan, Allah selalu mengatakan, "Itu 
adalah umat yang lalu." Begitulah, ketika suatu perkara habis, maka selesai 
pula urusannya. Dan tak ada gunanya mengurai kembali bangkai zaman 
dan memutar kembali roda sejarah. 
Orang yang berusaha kembali ke masa lalu, adalah tak ubahnya orang 
yang menumbuk tepung, atau orang yang menggergaji serbuk kayu. 
Syahdan, nenek moyang kita dahulu selalu mengingatkan orang yang 
meratapi masa lalunya demikian: "Janganlah engkau mengeluarkan mayat-mayat 
itu dari kuburnya." Dan konon, kata orang yang mengerti bahasa binatang, 
sekawanan binatang sering bertanya kepada seekor keledai begini, "Mengapa 
engkau tidak menarik gerobak?" 
"Aku benci khayalan," jawab keledai. 
Ada l ah benc ana besar, manakala kita rela mengabaikan masa depan 
dan justru hanya disibukkan oleh masa lalu.  Itu, sama halnya dengan 
kita mengabaikan istana-istana yang  indah dengan sibuk meratapi puingpuing yang  telah lapuk. Padahal, betapapun seluruh manusia  dan jin 
bersatu  untuk mengembalikan semua hal yang telah berlalu, niscaya 
La Tahzan  mereka tidak akan pernah mampu. Sebab, yang demikian itu  sudah 
mustahil pada asalnya. 
Orang yang berpikiran jernih tidak akan pernah melibat dan sedikitpun 
menoleh ke belakang. Pasalnya, angin akan selalu berhembus ke depan, air 
akan mengalir ke depan, setiap kafilah akan berjalan ke depan, dan segala 
sesuatu bergerak maju ke depan. Maka itu, janganlah pernah melawan sunah kehidupan !

You Might Also Like

0 komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.